Friday, October 12, 2007

Hiba Cintaku

Terbangun dari siluet semu

Meratap pias wajah pilu

Menghiba belas berpadu

Mereda amarah berkeliaran di kalbu

Sasaran akan kelindan memagu

Menaut satu merajut beribu

Mengharap asa di pelataran berdebu

Menyapu musykilah tangan tak perpadu

Ya Rabbi. Ya Karim!

Bilakah cucuran hiba diperuntukkan

Gentong airku kering menyanyi bertautan

Gugusan makna memecah gelas dipergunakan

Bersabda kekal kaki melangkah

Ya ‘Alim, Ya Karim!

Saat debar kobar bara api cinta-Mu membara

Kobar bara rinduku meredup

Ketika bangkit rindu-Mu semakin menyapa,

Jatuh luluh cintaku tertelungkup

Adakah kiasan makna terpendam?

Di hamparan lafaz panjang dalam keremangan

Di atas bingkai kado yang kukirimkan

Di dalam parsel yang kualamatkan

Adakah semua salah tak beralamatkan?

Bila hiba harus raga diperturutkan

Kutitahkan nyawa sebagai kawalan

Kuhiasi benda berharga sebagai pepaesan

Kutaburkan kembang doa diperjalanan

Tidak agar orang memuji

Tidak agar orang berbudi

Tidak juga agar orang pada mengabdi

Hanya agar terpaut kuat cinta-Mu dihati

Asrama Retak, 06-04-06

1 comment:

TIA said...

Hmmmm Puisi yang indah ...
Tertanda,
Tia

http://cptsh.multiply.com