Meratap pias wajah pilu
Menghiba belas berpadu
Mereda amarah berkeliaran di kalbu
Sasaran akan kelindan memagu
Menaut satu merajut beribu
Mengharap asa di pelataran berdebu
Menyapu musykilah tangan tak perpadu
Ya Rabbi. Ya Karim!
Bilakah cucuran hiba diperuntukkan
Gentong airku kering menyanyi bertautan
Gugusan makna memecah gelas dipergunakan
Bersabda kekal kaki melangkah
Ya ‘Alim, Ya Karim!
Saat debar kobar bara api cinta-Mu membara
Kobar bara rinduku meredup
Ketika bangkit rindu-Mu semakin menyapa,
Jatuh luluh cintaku tertelungkup
Adakah kiasan makna terpendam?
Di hamparan lafaz panjang dalam keremangan
Di atas bingkai kado yang kukirimkan
Di dalam parsel yang kualamatkan
Adakah semua salah tak beralamatkan?
Bila hiba harus raga diperturutkan
Kutitahkan nyawa sebagai kawalan
Kuhiasi benda berharga sebagai pepaesan
Kutaburkan kembang doa diperjalanan
Tidak agar orang memuji
Tidak agar orang berbudi
Tidak juga agar orang pada mengabdi
Hanya agar terpaut kuat cinta-Mu dihati
Asrama Retak, 06-04-06
1 comment:
Hmmmm Puisi yang indah ...
Tertanda,
Tia
http://cptsh.multiply.com
Post a Comment